Dalam proses Plant Security atau proses apapun yang terkait dengan security (Food, Asset, Business, dll) rata-rata sebagian besar tahapannya sebagai berikut :
1. Identifikasi (artinya melakukan proses pengelompokan suatu proses (sesuai dengan obyeknya - Food, Asset, atau Bisnis, dll) dengan standar/klasifikasi yang baku/regulasi yang ada. Khusus untuk bahan kimia lebih baik mengacu ke 15 kelompok bahan kimia (sesuai dengan peraturan pemerintah Kepmenaker 187/1999 atau PP 74/2001) atau bisa juga (bahkan "harus") lihat standard IMDG ( 9 Class).
Untuk shortcut bisa langsung lihat MSDS dari masing-masing bahan kimia tersebut.
Pada proses identifikasi ini yang dilihat adalah :
a. CAS Bahan Kimia ( setiap senyawa kimia punya satu nomor CAS, tidak ada 1 CAS berlaku untuk 2 atau lebih suatu senyawa kimia). CAS ini akan menuntun kita ke pemahaman karakteristik bahan kimia lebih detail, biasanya MSDS adalah summary saja dan dibeberapa kasus justru apa yang dijelaskan di MSDS berbeda dengan CAS. CAS ini anda bisa ke http://www.cas.org/.
b. Sifat fisik bahan : temperatur penyimpanan, tekanan uap, titik nyala, pH, density (sg)
c. Sifat kimia bahan : Kelarutan dalam air, Reactivity,
Pemahaman yang baik terhadap kedua sifat (b dan c) itu akan membantu kita menyiapkan tempat penyimpanan yang aman. Satu contoh misalkan : tekanan uap bahan kimia yang kita simpan cukup tinggi taruhlah misalkan diatas tekanan atmosfir : 1 atm, maka kita bisa menduga/mempredict bahwa bahan kimia tersebut memiliki sifat volatilitasnya tinggi artinya suhu ruangan penyimpanan harus rendah akan tidak terjadi self-containment explosion atau jika bocor "wadah"nya tidak timbul BLEVE (Boiling-Liquid Expanding Vapour Explosion).
Kalau lokasi gudangnya terbatas, maka konsep FIFO (Fist In First Out) harus dijalankan sungguh-sungguh sehingga stock bahan kimia yang ada/tersimpan di gudang tidak menyebabkan hazard yang signifikan. Makin beragam bahan kimia yang tersimpan dan makin lama pergerakan bahan tersebut maka makin besar potensi resiko. Artinya konsep FIFO dan konsep Inherently Safer harus dijalan secara bersamaan. Ini biasanya yang "terlewatkan" oleh sebagian besar rekan kita yang bekerja sebagai EHS di industri kimia.
2. Perencanaan sistem pengendalian
Sebenarnya bahan kimia untuk bahan baku proses dalam satu industri tidak perlu ditumpuk banyak-banyak alias ditimbun dalam warehouse atau gudang penyimpanan. Ingat makin banyak bahan kimia yang kita timbun maka makin besar potensi resiko yang akan dialaminya artinya probability terjadinya insiden tinggi dan consequences yang dihasilkan juga besar. Bisa jadi malah antara dokumen Risk Profile (Dokumen HIRARC) berbeda dengan kenyataan. Semua pengaturan bahan kimia wajib dan harus mengacu pada dokumen HIRARC yang disusun mulai bahan kimia tersebut datang kemudian disimpan sementara kemudian digunakan dalam proses untuk menghasilkan produk kemudian disimpan kembali sebagai produk dan selanjutnya didistribusikan ke pelanggan. Jangan hanya bahan kimia itu direncanakan sistem pengendalian "hanya" pada saat diproses saja. Kalau anda mengenal konsep TOLL MANUFACTURING ini sangat bagus karena bahan kimia yang anda simpan menjadi sedikit. Semakin sedikit bahan kimia yang disimpan maka semakin turun tingkat resikonya. Sistem pengendalian bisa menggunakan azas LOPA karena ini lebih cocok untuk industri kimia. Sistem pengendalian bahan kimia yang terkait dengan eksternal juga harus disusun, seperti : bagaimana keamanan akses terhadap bahan kimia yang disimpan, siapa saja yang dapat diberikan akses kepada bahan kimia tersebut, sistem monitornya (apakah menggunakan CCTV atau Chemical Access Permit) dll. Ini penting harus dilakukan karena sesungguhnya bahan kimia yang memiliki titik nyala rendah tidak perlu gunakan api langsung (seperti dari korek api atau rokok) cukup dengan menganggu pembumian (ground distrubing), maka electrostatic dapat menjadi hal yang serius. Electrostatic dihasil oleh setiap aktifitas yang menimbulkan energi : seperti hammering, sliding, shaking, dll.Dan aktifitas tersebut biasanya tanpa sadar banyak dilakukan oleh orang-orang kita.
3. Komitmen, Responsibility, dan Konsisten dalam Implementasi.
Sebuah sistem pengendalian akan berjalan secara maksimal jika ada Komitmen, Responsibility, dan Konsisten. Ketiga hal tersebut adalah sesuatu yang kritikal. Meski punya gudang besar/warehouse besar tapi tidak menjalankan 3 hal tersebut saya kira pasti akan timbul problem juga, begitupula sebaliknya jika 3 hal tersebut dijalankan dengan baik dan benar maka saya rasa meski warehouse kecil justru tidak menjadi kendala yang serius. Kunci adalah WE SHOULD bukan THING SHOULD. Kalau membangun tiga hal tersebut anda harus membenahi "WILL" dari Top Management sampai ke low level.. Dan ini tugas semua pihak, dan anda harus membentuk tim untuk menyusun materinya.
Ini sekelumit yang dapat saya sampaikan.
Salam K3L
Roslinormansyah
To Err is Human
SHE Manager PT. Saptaindra Sejati ( A Group of Adaro Energy Tbk)
Ex- Plant Security Team Member
1. Identifikasi (artinya melakukan proses pengelompokan suatu proses (sesuai dengan obyeknya - Food, Asset, atau Bisnis, dll) dengan standar/klasifikasi yang baku/regulasi yang ada. Khusus untuk bahan kimia lebih baik mengacu ke 15 kelompok bahan kimia (sesuai dengan peraturan pemerintah Kepmenaker 187/1999 atau PP 74/2001) atau bisa juga (bahkan "harus") lihat standard IMDG ( 9 Class).
Untuk shortcut bisa langsung lihat MSDS dari masing-masing bahan kimia tersebut.
Pada proses identifikasi ini yang dilihat adalah :
a. CAS Bahan Kimia ( setiap senyawa kimia punya satu nomor CAS, tidak ada 1 CAS berlaku untuk 2 atau lebih suatu senyawa kimia). CAS ini akan menuntun kita ke pemahaman karakteristik bahan kimia lebih detail, biasanya MSDS adalah summary saja dan dibeberapa kasus justru apa yang dijelaskan di MSDS berbeda dengan CAS. CAS ini anda bisa ke http://www.cas.org/.
b. Sifat fisik bahan : temperatur penyimpanan, tekanan uap, titik nyala, pH, density (sg)
c. Sifat kimia bahan : Kelarutan dalam air, Reactivity,
Pemahaman yang baik terhadap kedua sifat (b dan c) itu akan membantu kita menyiapkan tempat penyimpanan yang aman. Satu contoh misalkan : tekanan uap bahan kimia yang kita simpan cukup tinggi taruhlah misalkan diatas tekanan atmosfir : 1 atm, maka kita bisa menduga/mempredict bahwa bahan kimia tersebut memiliki sifat volatilitasnya tinggi artinya suhu ruangan penyimpanan harus rendah akan tidak terjadi self-containment explosion atau jika bocor "wadah"nya tidak timbul BLEVE (Boiling-Liquid Expanding Vapour Explosion).
Kalau lokasi gudangnya terbatas, maka konsep FIFO (Fist In First Out) harus dijalankan sungguh-sungguh sehingga stock bahan kimia yang ada/tersimpan di gudang tidak menyebabkan hazard yang signifikan. Makin beragam bahan kimia yang tersimpan dan makin lama pergerakan bahan tersebut maka makin besar potensi resiko. Artinya konsep FIFO dan konsep Inherently Safer harus dijalan secara bersamaan. Ini biasanya yang "terlewatkan" oleh sebagian besar rekan kita yang bekerja sebagai EHS di industri kimia.
2. Perencanaan sistem pengendalian
Sebenarnya bahan kimia untuk bahan baku proses dalam satu industri tidak perlu ditumpuk banyak-banyak alias ditimbun dalam warehouse atau gudang penyimpanan. Ingat makin banyak bahan kimia yang kita timbun maka makin besar potensi resiko yang akan dialaminya artinya probability terjadinya insiden tinggi dan consequences yang dihasilkan juga besar. Bisa jadi malah antara dokumen Risk Profile (Dokumen HIRARC) berbeda dengan kenyataan. Semua pengaturan bahan kimia wajib dan harus mengacu pada dokumen HIRARC yang disusun mulai bahan kimia tersebut datang kemudian disimpan sementara kemudian digunakan dalam proses untuk menghasilkan produk kemudian disimpan kembali sebagai produk dan selanjutnya didistribusikan ke pelanggan. Jangan hanya bahan kimia itu direncanakan sistem pengendalian "hanya" pada saat diproses saja. Kalau anda mengenal konsep TOLL MANUFACTURING ini sangat bagus karena bahan kimia yang anda simpan menjadi sedikit. Semakin sedikit bahan kimia yang disimpan maka semakin turun tingkat resikonya. Sistem pengendalian bisa menggunakan azas LOPA karena ini lebih cocok untuk industri kimia. Sistem pengendalian bahan kimia yang terkait dengan eksternal juga harus disusun, seperti : bagaimana keamanan akses terhadap bahan kimia yang disimpan, siapa saja yang dapat diberikan akses kepada bahan kimia tersebut, sistem monitornya (apakah menggunakan CCTV atau Chemical Access Permit) dll. Ini penting harus dilakukan karena sesungguhnya bahan kimia yang memiliki titik nyala rendah tidak perlu gunakan api langsung (seperti dari korek api atau rokok) cukup dengan menganggu pembumian (ground distrubing), maka electrostatic dapat menjadi hal yang serius. Electrostatic dihasil oleh setiap aktifitas yang menimbulkan energi : seperti hammering, sliding, shaking, dll.Dan aktifitas tersebut biasanya tanpa sadar banyak dilakukan oleh orang-orang kita.
3. Komitmen, Responsibility, dan Konsisten dalam Implementasi.
Sebuah sistem pengendalian akan berjalan secara maksimal jika ada Komitmen, Responsibility, dan Konsisten. Ketiga hal tersebut adalah sesuatu yang kritikal. Meski punya gudang besar/warehouse besar tapi tidak menjalankan 3 hal tersebut saya kira pasti akan timbul problem juga, begitupula sebaliknya jika 3 hal tersebut dijalankan dengan baik dan benar maka saya rasa meski warehouse kecil justru tidak menjadi kendala yang serius. Kunci adalah WE SHOULD bukan THING SHOULD. Kalau membangun tiga hal tersebut anda harus membenahi "WILL" dari Top Management sampai ke low level.. Dan ini tugas semua pihak, dan anda harus membentuk tim untuk menyusun materinya.
Ini sekelumit yang dapat saya sampaikan.
Salam K3L
Roslinormansyah
To Err is Human
SHE Manager PT. Saptaindra Sejati ( A Group of Adaro Energy Tbk)
Ex- Plant Security Team Member
Comments :
0 komentar to “Plant Security dan Chemical control Program”
Posting Komentar