Penyelamatan diri di air atau bisa disebut “Water Survival/Sea Survival”. Water Survival/Sea Survival adalah technique/cara bertahan hidup diair/laut dengan menggunakan segenap kemampuan dan di tunjang oleh life saving equipment seperti: Life Jacket, Thermal Protector, Life Rafts, Rubber boat, life ring dll, peralatan ini biasa disebut Personnel Life Saving, Untuk dapat effective menggunakan Personnel Life Saving, tentu ada trainingnya dengan institusi yang sudah diakui dan di Jakarta sudah banyak, termasuk ber-standard international.
Sebagai gambaran ada beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui dalam prinsip bertahan hidup di air/dilaut antara lain:
Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup, dengan berusaha tetap survive
Menghemat energi dan tenaga ketika kita berada di air/dilaut (mengambang)
Menggunakan semua peralatan penolong ataupun penyelamat yang ada dikapal termasuk diketemukannya benda mengapung ketika kita berada di air/dilaut
Menggunakan peralatan penolong ataupun penyelamat sesuai dengan petunjuk atau donning instructions
Berhemat terhadap perbekalan seperti food ration ataupun drinking water
Untuk menghindari dehydrate jangan meminum air laut karena semakin kita minum semakin membuat kita haus
Diperlukannya Penyelamatan diri di air atau dilaut akibat dari situasi darurat seperti kapal kandas/karam, kebakaran, man overboard, dll, dengan kata lain ship abandon, namun ship abandon ini harus atas instruksi langsung dari Captain/Master/Nakhoda dengan pertimbangan kapal sudah tidak layak dan tidak aman bagi ABK dan Passenger ataupun muatan.
Biasanya ketika meninggalkan kapal akan di isyaratkan dengan kode melalui bell/alarm atau suling kapal sebanyak 7x dring pendek dan 1x dering panjang secara terus menerus. Bila terdengar instruksi atau dring seperti ini maka seluruh penumpang tidak boleh panic dan segeralah:
Pakailah pakain tertutup sebanyak mungkin yang dapat menahan dingin/panas, termasuk memakai kaos kaki warna hitam, tujuannya untuk menghindari mangsa dari ikan buas.
Pakailah life jacket/jacket pelampung yang diperuntukan buat anda. Instruk cara pemakaian life jacket dan life saving biasa di posted pada dinding-dinding kapal atau bulletin board dan atau dijelaskan saat induction.
Bawa ID Card atau surat berharga protect dengan kantong plastic dan masuk kekantong baju/celana dan kancingkan, tujuannya bila anda diketemukan mempermudah identifikasi korban
Minumlah air tawar dan bila memungkinkan bawalah air tawar dan makanan karena kita tidak pernah tahu kapan kita mendapat pertolongan
Bila anda mengalami luka robek dan berdarah, hentikan pendarahan dan balut dengan perban sebanyak mungkin agar dari berhenti menetes guna menghindari penciuman dari ikan buas
Segeralah menuju ke Muster Point yang telah ditentukan, sementara ABK akan mempersiapkan peluncuran (launching) utk Liferafts/Sekoci/Rubber boat, dll
Penting untuk di ketahui bahwa:
Semua kapal-kapal yang standarisai SOLAS dan ISM Code, selalu memberikan induction dan familiarization kepada Passenger /visitor ketika mereka naik ke atas kapal, termasuk tempat muster point, station bill, nomor rakit penyelamat dll. Selain dari induction dan familiarization, Passenger juga akan mengikuti drill secara regular selama dalam pelayaran. Drills yang dimaksud antara lain: Fire Drill, Security Drill, Man Over Board Drill, Ship Abandon Drill, dll. Tujuan dari drills ini tentunya untuk melatih dan membiasakan passenger & ABK dalam menghadapi situasi emergency.
Dalam situasi darurat kita tidak boleh takabur sekalipun kita bisa berenang namun tetap diharuskan menggunakan jacket pelampung agar badan tetap terapung, bila seseorang lama terapung didalam air biasanya akan memungkinkan tidak sadarkan diri, kram/kejang otot atau lain sebagainya, nah jacket pelampung inilah yang menahan dia agar tetap terapung dan berkemungkinan besar dapat bernapas, karena bila memakai Jacket pelampung secara benar sesuai instructions, pasti korban dapat terapung dengan muka menghadap keatas (Tapi Jacket Pelampung yang Standard SOLAS, gitu lho…) dan Sesuai ketentuan SOLAS IX & ISM 10.1 setiap jacket pelampung harus dilengkapi dengan” Nama Kapal, Pelabuhan Pendaftaran, Light with exp.dat, Whistle and Retro Reflective Tape.
Tata Cara terjun Kelaut Dengan Jacket Pelampung:
Pastikan Jacket Pelampung telah dipakai dan terikat kuat sebagaimana mestinya
Berdiri tegak disisi kapal, lihat kepermukaan laut/air, kemungkinan ada pusaran air atau object yang menghalangi.
Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun.
Tangan yang satunya memegang bagian atas depan (dibawah bahu sedikit) jacket pelampung. Sebaiknya disilangkan kedua lengan anda. Tekan Jacket pelampung kebawah, karena apabila tidak ditekan ketika terjun dan mencapai air, Jacket Pelampung akan terdorong keatas oleh tekanan air ini dapat memukul dagu sipemakai.
Sekali lagi lihat permukaan laut/air, pastikan clear
Loncatlah dengan kaki tertutup rapat dan lurus, pandangan kedepan (loncat dengan kedua kaki bersamaan, tutup rapat selangkangan biar harta pusaka tidak nenek moyang tidak cacat, tak ada guna hidup bila sudah ndak berpungsi…..)
Jangan pernah loncat langsung ke Lifeboat/sekoci/liferaft/rubberboat/lifering bouy
Jangan terjun dari ketinggian lebih dari 4.5M, kecuali dalam keadaan terpaksa/sudah tidak ada cara lain atau permukaan terendah selain 4.5M
Ada beberapa factor yang dapat menunjang seseorang untuk survive ketika berada di dalam laut/air, yang biasa diistilahkan penguasaan diri dari kepanikan
Kemauan besar untuk tetap hidup dapat timbul dari adanya tanggung jawab moral terhadap keluarga/dinas, disamping itu didorong oleh semagat pribadi yang tak pernah mengenal kata putus asa. (Hope & Love)
Jangan pernah menghindari dari masalah dan ketakutan, taklukan dia dengan mempelajari apa yang menyebabkan kita takut, setelah diketahui ambil tindakan untuk mengurangi rasa takut tersebut
Sembahyang dan atau berdo’a adalah cara yang tepat untuk memperkuat mental pribadi, jangan pernah merasa malu untuk mengerjakannya, karena memang kita ini hanya hamba.
Keselamatan penumpang ketika menaiki passenger ship :
Kenakan work-vest/Jacket pelampung ketika anda melalui gang way menuju ke atas kapal
Bila anda telah berada diatas kapal, anda diminta masuk ke ruangan penumpang.
Captain/Master/Nakhoda adalah sipenanggung jawab penuh terhadap kapal maupun penumpang, anda harus mengikuti semua perintahnya selama anda berada di kapal
Semua penumpang harus mengikuti semua peraturan yang di berlakukan di atas kapal, termasuk peraturan-peraturan keselamatan yang di peragakan.
Semua penumpang harus tetap berada didalam ruangan sampai Captain/Master/Nakhoda memperbolehkan anda untuk keluar.
Semua penumpang dilarang melompat dari kapal ke dermaga, ini sangat berbahaya, laluilah gang way atau tangga yang diperuntukan buat penumpang dan tertiplah jangan desak-desakan, terpeleset, terjatuh atau Man Over Board adalah merupakan potential hazard ketika melalu gang way.
Sebagai gambaran ada beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui dalam prinsip bertahan hidup di air/dilaut antara lain:
Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup, dengan berusaha tetap survive
Menghemat energi dan tenaga ketika kita berada di air/dilaut (mengambang)
Menggunakan semua peralatan penolong ataupun penyelamat yang ada dikapal termasuk diketemukannya benda mengapung ketika kita berada di air/dilaut
Menggunakan peralatan penolong ataupun penyelamat sesuai dengan petunjuk atau donning instructions
Berhemat terhadap perbekalan seperti food ration ataupun drinking water
Untuk menghindari dehydrate jangan meminum air laut karena semakin kita minum semakin membuat kita haus
Diperlukannya Penyelamatan diri di air atau dilaut akibat dari situasi darurat seperti kapal kandas/karam, kebakaran, man overboard, dll, dengan kata lain ship abandon, namun ship abandon ini harus atas instruksi langsung dari Captain/Master/Nakhoda dengan pertimbangan kapal sudah tidak layak dan tidak aman bagi ABK dan Passenger ataupun muatan.
Biasanya ketika meninggalkan kapal akan di isyaratkan dengan kode melalui bell/alarm atau suling kapal sebanyak 7x dring pendek dan 1x dering panjang secara terus menerus. Bila terdengar instruksi atau dring seperti ini maka seluruh penumpang tidak boleh panic dan segeralah:
Pakailah pakain tertutup sebanyak mungkin yang dapat menahan dingin/panas, termasuk memakai kaos kaki warna hitam, tujuannya untuk menghindari mangsa dari ikan buas.
Pakailah life jacket/jacket pelampung yang diperuntukan buat anda. Instruk cara pemakaian life jacket dan life saving biasa di posted pada dinding-dinding kapal atau bulletin board dan atau dijelaskan saat induction.
Bawa ID Card atau surat berharga protect dengan kantong plastic dan masuk kekantong baju/celana dan kancingkan, tujuannya bila anda diketemukan mempermudah identifikasi korban
Minumlah air tawar dan bila memungkinkan bawalah air tawar dan makanan karena kita tidak pernah tahu kapan kita mendapat pertolongan
Bila anda mengalami luka robek dan berdarah, hentikan pendarahan dan balut dengan perban sebanyak mungkin agar dari berhenti menetes guna menghindari penciuman dari ikan buas
Segeralah menuju ke Muster Point yang telah ditentukan, sementara ABK akan mempersiapkan peluncuran (launching) utk Liferafts/Sekoci/Rubber boat, dll
Penting untuk di ketahui bahwa:
Semua kapal-kapal yang standarisai SOLAS dan ISM Code, selalu memberikan induction dan familiarization kepada Passenger /visitor ketika mereka naik ke atas kapal, termasuk tempat muster point, station bill, nomor rakit penyelamat dll. Selain dari induction dan familiarization, Passenger juga akan mengikuti drill secara regular selama dalam pelayaran. Drills yang dimaksud antara lain: Fire Drill, Security Drill, Man Over Board Drill, Ship Abandon Drill, dll. Tujuan dari drills ini tentunya untuk melatih dan membiasakan passenger & ABK dalam menghadapi situasi emergency.
Dalam situasi darurat kita tidak boleh takabur sekalipun kita bisa berenang namun tetap diharuskan menggunakan jacket pelampung agar badan tetap terapung, bila seseorang lama terapung didalam air biasanya akan memungkinkan tidak sadarkan diri, kram/kejang otot atau lain sebagainya, nah jacket pelampung inilah yang menahan dia agar tetap terapung dan berkemungkinan besar dapat bernapas, karena bila memakai Jacket pelampung secara benar sesuai instructions, pasti korban dapat terapung dengan muka menghadap keatas (Tapi Jacket Pelampung yang Standard SOLAS, gitu lho…) dan Sesuai ketentuan SOLAS IX & ISM 10.1 setiap jacket pelampung harus dilengkapi dengan” Nama Kapal, Pelabuhan Pendaftaran, Light with exp.dat, Whistle and Retro Reflective Tape.
Tata Cara terjun Kelaut Dengan Jacket Pelampung:
Pastikan Jacket Pelampung telah dipakai dan terikat kuat sebagaimana mestinya
Berdiri tegak disisi kapal, lihat kepermukaan laut/air, kemungkinan ada pusaran air atau object yang menghalangi.
Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun.
Tangan yang satunya memegang bagian atas depan (dibawah bahu sedikit) jacket pelampung. Sebaiknya disilangkan kedua lengan anda. Tekan Jacket pelampung kebawah, karena apabila tidak ditekan ketika terjun dan mencapai air, Jacket Pelampung akan terdorong keatas oleh tekanan air ini dapat memukul dagu sipemakai.
Sekali lagi lihat permukaan laut/air, pastikan clear
Loncatlah dengan kaki tertutup rapat dan lurus, pandangan kedepan (loncat dengan kedua kaki bersamaan, tutup rapat selangkangan biar harta pusaka tidak nenek moyang tidak cacat, tak ada guna hidup bila sudah ndak berpungsi…..)
Jangan pernah loncat langsung ke Lifeboat/sekoci/liferaft/rubberboat/lifering bouy
Jangan terjun dari ketinggian lebih dari 4.5M, kecuali dalam keadaan terpaksa/sudah tidak ada cara lain atau permukaan terendah selain 4.5M
Ada beberapa factor yang dapat menunjang seseorang untuk survive ketika berada di dalam laut/air, yang biasa diistilahkan penguasaan diri dari kepanikan
Kemauan besar untuk tetap hidup dapat timbul dari adanya tanggung jawab moral terhadap keluarga/dinas, disamping itu didorong oleh semagat pribadi yang tak pernah mengenal kata putus asa. (Hope & Love)
Jangan pernah menghindari dari masalah dan ketakutan, taklukan dia dengan mempelajari apa yang menyebabkan kita takut, setelah diketahui ambil tindakan untuk mengurangi rasa takut tersebut
Sembahyang dan atau berdo’a adalah cara yang tepat untuk memperkuat mental pribadi, jangan pernah merasa malu untuk mengerjakannya, karena memang kita ini hanya hamba.
Keselamatan penumpang ketika menaiki passenger ship :
Kenakan work-vest/Jacket pelampung ketika anda melalui gang way menuju ke atas kapal
Bila anda telah berada diatas kapal, anda diminta masuk ke ruangan penumpang.
Captain/Master/Nakhoda adalah sipenanggung jawab penuh terhadap kapal maupun penumpang, anda harus mengikuti semua perintahnya selama anda berada di kapal
Semua penumpang harus mengikuti semua peraturan yang di berlakukan di atas kapal, termasuk peraturan-peraturan keselamatan yang di peragakan.
Semua penumpang harus tetap berada didalam ruangan sampai Captain/Master/Nakhoda memperbolehkan anda untuk keluar.
Semua penumpang dilarang melompat dari kapal ke dermaga, ini sangat berbahaya, laluilah gang way atau tangga yang diperuntukan buat penumpang dan tertiplah jangan desak-desakan, terpeleset, terjatuh atau Man Over Board adalah merupakan potential hazard ketika melalu gang way.
By: B Lubis - K3_LH
Comments :
0 komentar to “Penyelamatan Diri di Air/ Water Survival”
Posting Komentar